HANYA DUA MURID **
Meski tinggal dua murid pun, ustadz serta ustadzah tetap semangat luar biasa dalam mengajar. Sekitar 7 tahun yang lalu (2004), Waktu itu penulis masih sekolah tingkat 2 MTs, siang selepas pulang sekolah, penulis nyambi sekolah ekstra di madrasah diniyyah satu-satunya yang ada di desanya “MANBA’UL ULUM” namanya.
Saat itu murid kelas akhir (6) tinggal 2 santri saja, penulis dan satu lagi teman. Sedang teman satunya itu sudah tingkat 2 Madrasah Aliyah pada saat itu, teman-teman yang lain pada sibuk dengan kelas ekstrakulikurer sekolah, mulai dari kursus computer, kursus bahasa asing, kursus matematika, serta les-les yang lain.
![]() |
Gedung Madin saat ini |
Penulis adalah satu-satunya diantara teman setingkatnya yang tidak diizinkan oleh ayahnya untuk mengikuti ekstrakulikuler sekolah yang diadakan pada tiap sore di sekolah. Beliau bilang bahwa “ilmu umum itu lebih mudah untuk dikejar dari pada ilmu agama yang sulit untuk mempelajarinya”, bahkan jarang juga ustadz yang mau mangajarkan pada akhir zaman nanti.